Sidoarjo, Radar Pantura – Ketegangan yang menyelimuti Sidoarjo terkait rencana aksi unjuk rasa oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Jawa Timur akhirnya mereda. Rencana aksi yang sedianya akan digelar pada Selasa (19/8) di Klinik Afiyah, Gedangan, dan Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, secara resmi dibatalkan. Pembatalan ini menyusul adanya penyelesaian damai antara pihak terkait dan korban.
Rencana unjuk rasa ini dipimpin oleh koordinator lapangan Meimun Toha, dan sedianya akan diikuti oleh sekitar 50 orang massa FSPMI. Mereka akan menyuarakan tuntutan keras terkait dugaan pungutan liar (pungli) yang dialami seorang warga miskin bernama Suarliningsih.
Terdapat lima poin tuntutan yang akan disuarakan, yaitu:
- Pengembalian sisa uang Suarliningsih sebesar Rp530 ribu dari total Rp910 ribu.
- Permintaan maaf terbuka dari oknum tenaga kesehatan bernama Dina.
- Pemecatan Dina dari Klinik Afiyah dan Klinik Praktek Dokter Aulia Ryando.
- Pemberian sanksi kepada pihak klinik yang diduga melakukan pembiaran.
- Pemidanaan terhadap Dina agar kejadian serupa tidak terulang.
Namun, drama ini berakhir dengan solusi yang melegakan. Berdasarkan hasil koordinasi dengan koordinator lapangan, aksi tersebut tidak jadi dilanjutkan karena permasalahan telah diselesaikan pada 14 Agustus 2025. Pihak terkait telah mengembalikan sisa uang sebesar Rp530 ribu dan menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada korban.
Dengan adanya penyelesaian ini, FSPMI Jawa Timur memastikan aksi unjuk rasa tidak akan dilanjutkan. Keputusan ini menunjukkan bahwa mediasi dan penyelesaian secara kekeluargaan dapat menjadi jalan keluar efektif untuk menyelesaikan sengketa, tanpa perlu mengerahkan massa.
(Red/Don)
Editor: Adytia Damar