Ngopi di Warung, Bicara Miliaran | Rembang Gerakkan Ekonomi Lewat Obrolan Kopi

 


Rembang, Radar Pantura — Sabtu (28/06/2025). Siapa bilang “pesugihan” selalu soal hal mistis dan supranatural? Di Warung Kopi Santen Anak Lanang, Desa Turus Gede, Rembang, istilah itu dibalik total maknanya. Lewat acara bertajuk “Ayo Bareng Golek Pesugihan Neng Rembang”, warung kopi yang mulai naik daun ini menjadi titik temu antara wirausahawan, akademisi, tokoh publik, dan mahasiswa — semua berkumpul bukan untuk mencari kekayaan gaib, tapi kemakmuran lewat jalur halal: usaha, kolaborasi, dan semangat belajar.

Digagas oleh Sarjani, pemilik warung kopi, bersama H. Bahtiar Winarno dan pengusaha pasar Bambang Sumantri, acara ini menghadirkan wajah baru perbincangan ekonomi rakyat. Bertempat di Jl. Raya Rembang–Blora, forum ini menyuguhkan obrolan ringan tapi berisi, dengan iringan musik dari Cikung & Friends yang menjaga suasana tetap cair dan hangat.

Sejumlah tokoh hadir:

  • H. Arifin, Ketua KADIN Rembang
  • Aris Munandar, Ketua Forum UMKM Rembang
  • Saiku, akademisi dari Universitas YPPI
  • Nandana Fatkhullah Zarkasi, Anggota DPRD Rembang
  • Mahasiswa dari UT, YPPI, dan Undip Rembang

Aris Munandar memaparkan kiprah Forum UMKM Rembang (FUR), wadah bagi 137 UMKM yang aktif berbagi ilmu, akses promosi, legalitas, hingga peluang expo. “Yang kami jaga adalah semangat belajar bersama,” tegasnya.
H. Arifin, Ketua KADIN, berbicara soal tantangan klasik UMKM: permodalan, pemasaran, dan mentalitas. “KADIN buka pintu. Tapi pengusaha lokal juga harus berani tampil dan berpikir besar. Jangan cuma jadi penonton di tanah sendiri,” katanya lantang.

Sesi tanya jawab menyala saat Hikam, mahasiswa UT, menanyakan bagaimana memulai usaha di era digital. Jawaban Aris Munandar lugas: “Mulai dari hobimu, lalu konsisten dan mau belajar. Itu saja.”

Bambang Sumantri, yang membesarkan usaha tempe dari nol, menekankan pentingnya keberanian memulai. “Pasar rakyat itu ruang peluang, bukan sekadar tempat jualan,” ujarnya.

Sementara itu, akademisi Saiku memberi pesan yang membakar semangat:

“Dalam dunia usaha, hanya ada dua pilihan: maju atau lenyap. Tidak ada tempat bagi yang diam.”

Menutup acara, Nandana Fatkhullah Zarkasi, politisi muda dari Hanura, memberi wejangan kepada generasi muda,

“Jangan malu berteman dengan lingkungan yang memotivasi. Menuju Indonesia Emas, kalian lah motornya.”

Dan tentu saja, penutup dari Mas Arifin menyentuh inti acara ini:

“Seriuslah dalam usaha. Kalau niatnya baik, hasilnya akan ikut baik.”

Bukan sekadar ngopi, acara ini menjelma sebagai platform nyata pencarian gagasan, keberanian, dan kerja kolaboratif. Dari warung sederhana di Rembang, semangat pesugihan modern mulai menyala — bukan lewat jampi-jampi, tapi lewat kopi panas, koneksi hangat, dan tekad kuat.

(Zainuri)


Editor: Adytia Damar

No comments

Powered by Blogger.