NGOPI, NGOBROL, NGOLEK SUGIH! Kopi Santen Anak Lanang Jadi Panggung Semangat UMKM Rembang

 

Rembang– RADAR PANTURA.MY.ID|| Siapa bilang "pesugihan" selalu berbau mistis? Di warung Kopi Santen Anak Lanang, istilah ini diubah total maknanya. Dalam acara bertema “Ayo Bareng Golek Pesugihan Neng Rembang”, para pelaku usaha, tokoh masyarakat, akademisi, hingga mahasiswa berkumpul dalam suasana santai tapi sarat inspirasi. Tujuannya jelas: mencari "sugih" alias kemakmuran lewat jalur halal — yaitu wirausaha, kolaborasi, dan inovasi.


Bertempat di kedai kopi yang mulai jadi magnet nongkrong anak muda di Jl. Raya Rembang-Blora, Desa Turus Gede, Sabtu, (28/06/2025) acara ini digagas oleh Sarjani (pemilik Kopi Santen Anak Lanang), bersama tokoh masyarakat H. Bahtiar Winarno dan pengusaha pasar Rembang, Bambang Sumantri.


Deretan tokoh penting hadir, seperti H. Arifin (Ketua KADIN Rembang), Aris Munandar (Ketua Forum UMKM Rembang), akademisi Saiku dari Universitas YPPI Rembang, serta anggota DPRD Rembang Nandana Fatkhullah Zarkasi. Musik dari Cikung & Friends turut memanaskan suasana jadi makin akrab dan guyub.

Dalam forum ini, Aris Munandar menjelaskan bahwa Forum UMKM Rembang (FUR) adalah wadah para pelaku usaha mikro di Rembang untuk belajar, berbagi, dan berkembang bersama. Berdiri sejak 2014, FUR kini menaungi 137 UMKM aktif.


“Kami bantu soal legalitas, promosi, sampai akses ke expo tahunan. Tapi yang paling penting, FUR ini jadi tempat untuk belajar dari satu sama lain,” jelas Arus yang juga pelaku usaha lokal.


Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rembang, H. Arifin, menyampaikan harapan besar di masa kepemimpinannya. Dalam jangka pendek, ia ingin semua pengusaha lokal naik kelas. Untuk jangka panjang, Arifin punya mimpi besar: Rembang punya sentra kawasan industri sendiri.


“Permodalan, pajak, pemasaran itu tantangan umum. Tapi jangan takut, KADIN buka pintu lebar buat diskusi dan solusi,” ungkap Arifin.


Ia juga menekankan pentingnya mental juang

“Jangan jadi pekerja di tanah sendiri. Mulai dari hal kecil, berani tampil, dan komunikasi yang jelas. Semua bisa asal mau.”imbuhnya


Acara ini juga menyedot perhatian mahasiswa dari UT, YPPI, dan Undip Rembang. Salah satunya, Hikam, mahasiswa Ekonomi Pembangunan dari Universitas Terbuka, menanyakan tips memulai usaha di era digital.


Jawaban Arus Munandar sederhana namun mengena, “Mulailah dari hobi. Kalau kamu suka bikin sesuatu, ubah itu jadi usaha. Yang penting konsisten dan mau belajar.”tuturnya


Bambang Sumantri, pengusaha tempe yang juga penggerak revitalisasi pasar Rembang, bercerita tentang perjuangannya “golek sugih” dari bawah.


“Semoga pasar bisa jadi ruang tumbuh untuk generasi muda. Jangan ragu mulai, meski dari usaha kecil,” ujarnya.

Sementara itu, Saiku dari YPPI Rembang memberi pesan tajam, “Dalam usaha, hanya ada dua pilihan: terus maju atau hilang. Tidak ada ruang untuk berhenti.”


Acara ditutup dengan kata-kata pamungkas dari Mas Arifin, “Fokuslah dalam berusaha. Kalau kita serius dan niat baik, hasilnya pasti baik.”


Tak ketinggalan, anggota DPRD dari Partai Hanura, Nandana Fatkhullah Zarkasi, menyampaikan harapan kepada generasi muda:


“Bergaullah dengan lingkungan positif. Kita menuju Indonesia Emas, dan kalian adalah penggeraknya.” pungkasnya


“Ngopi Bareng” kali ini bukan sekadar obrolan kosong di atas secangkir kopi. Ini adalah ruang nyata, tempat ide bertemu peluang, dan mimpi bertemu motivasi. Di balik tawa dan alunan musik, ada satu benang merah: Rembang tidak kekurangan talenta, hanya butuh lebih banyak keberanian dan kolaborasi.


Dan dari warung sederhana di Turus Gede inilah, semangat “pesugihan” yang sejati dimulai — bukan dari mistik, tapi dari kerja keras, komunitas, dan kopi panas.

(Red/zainuri) 


Editor yaya

No comments

Powered by Blogger.