Malang, 25 Agustus 2025. Radar Pantura – Seleksi Terbuka (Selter) calon Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang kembali menuai sorotan. Gagalnya Avicenna M. Sani Putra, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (DTPHP), masuk dalam tiga besar dinilai sejumlah pihak memperlihatkan adanya indikasi “permainan” dalam proses seleksi.
Menurut sejumlah pejabat eselon II, kegagalan Avicenna bukan karena nilai tesnya kalah bersaing dengan kandidat lain, melainkan adanya dugaan upaya untuk memuluskan langkah calon tertentu. Avicenna disebut sebagai kandidat paling kuat dan sulit dikalahkan, sehingga lebih mudah “dipotong” di tahap tiga besar.
Dengan tersingkirnya Avicenna, persaingan disebut menjadi lebih datar. Dua kandidat lain yang masuk tiga besar, yakni Firmando Matondang (Kasatpol PP) dan Eko Margianto (Kadis Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), dinilai tidak memiliki daya saing setara, bahkan dianggap sekadar pelengkap syarat minimal peserta.
“Semua pejabat sudah paham itu. Tapi apakah Firmando dan Eko akan pasrah dengan dugaan permainan ini? Jika tidak ingin dituding bagian dari skenario, seharusnya mereka menunjukkan semangat berkompetisi, bukan terlihat lemas dan seolah menyerah,” ujar seorang pejabat yang enggan disebutkan namanya.
Ia menambahkan, meski publik menilai hasil Selter sudah bisa ditebak, persaingan tetap terbuka. Mendagri disebut memiliki kewenangan untuk tidak menyetujui hasil tiga besar yang diajukan, sehingga peluang masih ada bagi kandidat untuk berupaya lewat jalur komunikasi politik lain.
Bersambung ...